My Ultimate List Of 2018 New Years Resolution


Resolusi sepertinya hal yang wajib dipikirkan jelang hingar bingarnya euforia akhir tahun.

Ketika kita beranjak dewasa, rupanya membuat resolusi menjadi suatu ritual tersendiri. Berkaca pada apa yang telah dikerjakan selama setahun ini, Feminimalis pun bersemangat untuk melakukan hal yang sama. Seperti kebanyakan orang, gue berkaca pada apa yang telah gue raih dan apa yang belum bisa gue wujudkan di tahun 2017. Tentunya gue bersyukur sudah banyak hal baik yang Feminimalis wujudkan dan bagikan untuk semua pembacanya. Namun secara personal, gue juga pengen share apa yang akan menjadi goals gue di tahun 2018.

 1. Lebih Memperhatikan Kesehatan


Merawat pikiran dan tubuh ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan. Menjadi sehat secara fisik, emosional dan mental katanya bakal bikin gue bisa berfungsi dengan lebih efektif, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan keseharian. Di tahun 2017 awal, pikiran dan badan gue naik turun kayak roller coaster. Di penghujung tahun, gue pengen mulai belajar menata gaya hidup lebih sehat dan mengubah pola pikir. Cukup istirahat, minum banyak air, makan buah dan sayuran, bangun dan bergerak adalah suatu hal yang mudah untuk mulai konsisten diterapkan di tahun 2018. 

Untuk menjaga kesehatan mental, gue akan lebih jujur kepada batasan kemampuan diri. Ini tentang bagaimana saya mengatur beban kerja dan waktu gue baik di rumah maupun di kantor. menjadi multitasker kayaknya emang bakal terlihat cool dan keren, tapi enggak buat kesehatan mental dan tubuh. Jadi mulai 2018 gue akan lebih mengukur kapasitas diri dan tidak lagi berpikir panjang untuk meminta tolong apabila diperlukan.

2. Menghangatkan Hubungan dengan Keluarga


Menjadi terbiasa dengan kehadiran pasangan setelah pernikahan berlangsung beberapa tahun nyatanya bisa membuat hubungan agak hambar. Gue sendiri ngerasa jadi semakin sulit untuk mengatakan 'Terima Kasih' daripada mengucapkan 'Maaf'. Resolusi 2018 gue adalah mulai belajar menunjukkan apresiasi kepada orang yang paling gue sayang atas apa yang telah dia lakukan. Gue yakin banget suami akan lebih senang mendengar kata-kata terima kasih daripada kata-kata maaf gue yang klise itu.

Seperti kata pepatah, "Pekerjaan bukanlah segalanya!" dan makin hari, gue berpikir memang benar. Memang pekerjaan itu penting, itu hanya sebagian dari fase kehidupan gue yang lebih besar. Kualitas waktu yang dihabiskan bersama keluarga sama pentingnya. Pada akhir hari, gue paham kalau orang terkasih yang akan mendukung gue melalui pukulan keras di dalam hidup gue. Resolusi 2018 gue adalah mengembalikan keluarga sebagai prioritas di hidup gue.  

 3. Menjadi Lebih Dewasa dan Professional


Buat gue, nggak mudah belajar bahwa ketika tersandung, gue seharusnya tidak berkecil hati. Gue  seharusnya belajar mengangkat diri dan memikirkan bagaimana menjadi lebih baik. Banyak orang sukses bangkit kembali setelah jatuh, dan gue pengen adalah salah satunya. di tahun 2018, gue harus perpikir bahwa dengan tersandung, maka gue bisa makin semangat buat menciptakan hal-hal besar sesudahnya.  

Di hal lain, gue juga belajar bahwa penghargaan atas kerja keras nggak dihitung berdasarkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk melakukannya, tapi kualitas dari apa yang telah dihasilkan. Sejujurnya gue merasa itulah hal yang emang harusnya dilakukan semua orang. Bahkan kadang, gue sadari bahwa kadang dengan waktu cukup longgar, gue hanya bisa ngasih sesuatu yang standar, dan itu nggak bikin gue puas sebenernya. Tahun 2018 besok, gue bertekad untuk memberikan yang terbaik dari setiap proyek yang bakal gue lakukan.

4. Mulai Kembali Mengejar Passion


Gue tumbuh dalam lingkungan dengen pola pikir bahwa kita tidak bisa menghasilkan uang dengan melakukan apa yang kita cintai.  Ini yang seringkali bikin gue takut buat  memulai mengejar passion. Sejujurnya, gue yakin bahwa sah aja buat memisahkan pekerjaan sekarang dari pekerjaan yang benar-benar gue sukai. Plus, gue yakin banget cuma sedikit orang beruntung dapetin pekerjaan penuh waktu dari apa yang mereka sebut passion.

Gue pikir sah aja memiliki passion di luar kantor, tapi tetap menjadikan kantor sebagai prioritas. Yang gue butuhkan adalah jawaban dari kegalauan, karena gue nggak mau sampai nggak pernah memulai atau mencoba sama sekali. Gue pikir seluruh perubahan hidup diperlukan kalau gue pengen menjadi diri sendiri. Memanfaatkan momen tahun baru untuk mulai mengejar dan konsisten dengan passion kayaknya bakal jadi salah satu resolusi yang oke.

 5. Lebih Bahagia Dari Sebelumnya


Terkadang gue suka mengomel sama hal-hal kecil, kalo menurut suami malah selalu. Ternyata secara nggak disadari, omelan nggak penting itulah yang menghalangi gue melihat gambaran besarnya, atau menyelesaikan tugas penting yang jauh lebih besar dari yang gue pikir. Di sini, gue dituntut belajar memilih pertempuran yang tepat untuk diperjuangkan dan tidak fokus pada hal-hal yang nggak penting dan otomatis bakal mengurangi rasa bahagia gue.

Menjadi lebih bahagia juga berarti gue harus bener-bener paham bahwa tidak ada yang sempurna. Gue harus belajar menerima kekurangan dalam diri dan apapun yang ada d sekeling gue. Memahami ini membantu untuk mengelola diri dengan lebih baik dan tahu bagaimana gue bisa menyesuiaikan diri. Semua itu worthed banget buat dilakukan, dan menjadi resolusi di tahun depan, karena dari semua hal goals terbesar adalah menjadi lebih bahagia. Ya, kan!